Aku gatau mau bilang apa,
mungkin kata-kata tak mampu menggambarkan apa yang kurasakan. Haha
Awal masuk sekolah ketika aku kelas dua SMA, aku merasa kurang enak.
Rasa kurang enak itu mungkin disponsori oleh pertemuanku dengan orang lama
berpisah dan perjuanganku satu semester akan kumulai dengan orang-orang yang
baru. Ya namanya juga manusia, kalau berada di tempat yang baru pasti harus
beradaptasi alias menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru dihadapinya.
Begitulah yang kurasakan…..
Aku bersekolah di SMA RK Budi Mulia, Pematangsiantar. Kelas 2IPS2, kelas
ini merupakan kelas besar di SMA BM, letaknya di gedung baru. Kalau mau kesana
mesti naik tangga, dan berada disudut lebih tepatnya lagi disamping kantor BP.
Hahaha
Semester ganjil sudah didepan mata, dengan semangat aku melangkahkan
kakiku dari gerbang sekolah menuju kelas baruku. Tapi semangatku tiba-tiba
memudar ketika sampai di kelas besar itu, aku melongok dan terdiam karena yang sedang kuhadapi adalah orang-orang
baru. “Alamakjang”, ucapku dalam hati sambil menelan ludah.
Hari demi hari kulalui, semakin lama aku semakin merasa nyaman. Selama
seminggu kelas kami seperti lagi retret alias silentium area, menurutku itu karena kami belum saling mengenal,
masih malu dan memiliki rasa sungkan ‘tuk memulai pembicaraan dengan
teman-teman yang berada disekitarnya.
Seminggu telah berlalu, perlahan-lahan gurupun mulai mengeluh dengan
keributan dan tigkah laku kami terutama guru BP yang kantornya persis disamping
kelas kami. Kalau guru belum masuk ke kelas, suasana keseringan ribut sehingga
itu bisa menjadi umpan bagi guru BP untuk mendiamkan kami, karena sepertinya
kerjaan kami kalau gak ada guru itu keseringan mengundang BP ke kelas-_- asli
kami sudah kelihatan, tak ada lagi yang namanya jaim a.k.a jaga image.
Yang penting kalau guru datang ya diam, tapi kalau guru pergi ya ribut. Haha
Kelas besar ini bisa dikatakan kelas yang kompak. Tapi kekompakannya itu
kelihatan jelas kalau:
1.
Ngerjakan tugas
dan koku
Upss, buka kartu. Ya beginilah kami, dibela-belain cepat datang ke sekolah
hanya untuk menyelesaikan tugas. Ga
peduli entah dimana tasnya
diletakkan, ga peduli juga entah darimana kursinya diambil yang
penting dapat tempat duduk dan tugas selesai. Semua mengambil tempatnya
masing-masing, dan saling berbagi.
2.
Mengakali para guru
Upss, buka kartu lagi. Maksudnya kayak gini, setiap
guru itu selalu memberikan yang namanya tugas tapi terkadang dalam satu hari
penuh itu banyak kali tugas jadi
dibuatlah kesepakatan kalau guru nanti bertanya ada tugas atau enggak dijawab
enggak kalaupun ada, bilang kalau ga diperiksa hari ini. Ga hanya itu juga,
kalau lagi pesta terkadang membilang, “belum ada Bapak/Ibu bilang” supaya beban
pesta dalam sehari itu bisa berkurang, terkadang ini kurang mempan sama beberapa guru karena ingatan
mereka yang begitu WOW dan ga bisa
ditipu-tipu. Eh ga Cuma itu, klau
pelajaran tertentu misalnya *tiiiit* beberpa murid terutama yang laki-laki,
suka ngaku-ngaku ga bawa kamus
maupun buku paket biar bisa dikeluarkan gitu dan ga belajar-_- bagi mereka ada
kepuasan tersendiri kalau kayak gitu, meskipun sesekali mereka agak tersial karena mereka bukan dikeluarkan
tapi malah dinasehati wkwk. Biasanya
kalau masalah mengakali guru ini yang
pintar itu laki-laki, apalagi kalau lagi pake
celana kuncup. Banyak kali alasannya, yang dibilanglah celananya basah,
celananya dipinjam kawan, dsj. Tak lupa kalau Pak Malla selaku wali kelas masuk
ke kelas, pasti mencari alasan kalau udah ditanya ‘kapan uang kasmu kau bayar?’,
‘kapan dendamu kau bayar?’, ‘kenapa belum lunas?’ ah banyak lagi, hampir semua
murid cerdik dalam bidang ini.
3.
Pasang muka
idiot sama guru
Pasti ada-ada aja guru yang membosankan, di sekolah
manapun itu dan ditingkatan manapun kita berada. Terkadang kami membuat trik
ini supaya ga belajar, dan trik ini
hampir selalu berujung dengan keberhasilan. Karena guru itu kan pernah juga
murid._.v
4.
Mem-fotocopy
Kalo udah keluar kelas, macm yang kompak kali. Jalan berderet panjang ke Polina
ataupun Dede untuk mem-fotocopy tugas
yang mau dikumpul dikemudian hari. Kalo mau
ujian semester, setiap pulang sekolah pasti ada-ada terus yang
berbondong-bondong untuk mem-fotocopy
soal meskipun kadang-kadang itu hanya sebagai formalitas aja, ikut-ikutan kawan juga. Wkwk
5.
Mengejek
ataupun menertawakan yang lain
Kalo gini, macam ga ada lagilah dosa kami. Memang kalau
mengejek dan menertawakan ini macam yang enak kali, betullah yang dibilang
pepatah itu “gajah didepan mata ga bisa ditengok
tapi semut diseberang pulau bisa ditengok” ya namanya juga manusia,
kadang-kadang bolehlah tapi kalo udah
dia yang diejek pasti mukaknya
berubah jadi bengkok lapan apalagi kalo yang lagi musuhan, jangan ditanya
bruakkakak.
Kalo lagi proses
belajar-mengajar, disaat guru serius-seriusnya ngajar. Ada-ada aja yang
selalu buat rusuh, yang mengganggu kawannyalah, menengok jamlah, main handphonelah,
makan permen karetlah, membuat batuk paksaanlah, membuat bunyi ‘husssffft’lah
dari mulutnya, dan lappet-lappetlah. Kalo
udah kayak gini, seringlah ga
dilanjut lagi belajar. Dan kibatnya pasti dinasehati, faktanya kalo dinasehati itu keseringan tunduk
semua mcam banyak kali dosanya di muka bumi ini, bentuk wajah berubah menjadi
beraneka ragam. Tapi kalau udah dilanjut lagi sama lelucon, semua murid
semangat. Stamina kembali pulih seketika, semuanya talak. Kalo udah ketawak,
macam ga adalagi masalah hidupnya,
macam ga adalagi utangnya haha.
Ke-ambu-radul-an-nya kami
penghuni kelas besar ini kelihatan kalo:
1. Disuruh latihan buat porseni atau tanding yang lain,
pasti sering terjadi adu mulut. Ada-ada aja terus yang buat masalah, kalau udah
kayak gini semua pantang ga jadi pahlawan kesiangan lah. Semua
jadi guru pulaknya wkwk
Kelas
kami bisa dikatakan kelas yang penghuninya sebagian besar akka na parbada, maunya bicaralah terus mulut itu. Bahkan ada guru
yang membilang sama kami, “kalian hanya bisa diam pas berdoa aja. Apa yang kalian doakan itu ga ada gunanya, kalian
bilang beri kesehatan sama guru kami ya Tuhan tapi nyatanya kalian berharap
guru kalian sakit dan ga datang biar bisa angkat les. Ributlah terus
kalian! Diajari pun nanti, nolnya ujian. Disuruh ngerjakan tugas, nyonteknya
kalian blahblahblah (panjang lagi)”
Program
sekolah kami di kelas dua ini ada tiga, yaitu:
1. Outbound
Disini enak kali, kerjaan Cuma
main-main walaupun main-mainnya jorok dan menantang. Awak ga kenal jijik, semuanya
dimainkan haha. Lamanya outbound ini
3 hari 2 malam, dan dilaksanakan di RPF-Nagahuta.
2. Retret
Ini semcam panggung
sandiwara gitu, yaampun-_- kami para pendekar berubah menjadi pendeta, ke-talak-baba-an kami berkurang selama
retret. Ini dilaksanakan 3 hari 2 malam juga sama kayak outbound tapi dilaksanakan di Rumah Retret Samadi Maranatha,
Berastagi. Disini kerjaan awak duduk, diam, berefleksi, nangis dan kayak merasa
berdosa kali lah apalagi pas di
kapel. Setelah itu, tetap juga langsung berbuat salah lagi-_- kalau pas makan awak mesti ngambil yang sesuai sama porsi perut. Ga
boleh pilih-pilih, semuanya mesti dimakan. Ya ga kayak yang di rumahlah, kita
bisa bebas wkwk.
3. Camping
Disini ada satu istilah
yaitu MMNB alias mate-mate na burju,
nampaklah aslinya kami siapa apalagi kalo
lagi memasak dan paling nampak itu pas
mendaki ke pusuk buhit. Yang egoisnya lah, ga sabarannya, emosiannya, liarnya,
beraninya, manjanya, sangarnya, semualah pokoknya.
Rupanya sadarlah aku, satu semester udah kita lalui
bersama. Kalian mengenal aku, aku mengenal kalian, kau mengenal aku, aku
mengenal kau. Kita semua saling mengenal. Memang betullah, pertemuan dan
perpisahan itu satu paket komplit, sama kayak makan pasti ada BAB-nya hihi.
Suka-duka kita alami demi meraih apa yang kita cari. Semoga camping bukan akhir kebersamaan kita
penghuni kelas besar La Classe Laissez Paire! Terimakasih buat semuanya,
terimakasih Budi Mulia, dan secara khusus terima kasih Tuhan! Segala kesalahan
yang udah kuperbuat jangan kalian lupakan, biar ada yang kalian ingat dari aku
ya wey. Aku minta maaf juga! Jumlah kita diawal dan diakhir tetap dan naik
kelas semua. Kita luar biasa! Keep Fight!^_^
0 komentar:
Posting Komentar