Sabtu, 17 Mei 2014 0 komentar

Nga-matua~

18 Mei 1996 adalah tanggal ulang tahun salah seorang pria cadel yang menyandar gelar mahasisiswa di pulau seberang, mahasiswa itu bernama William Gonzales Manurung.
Dia adalah anak kedua dari orangtuaku dari empat bersaudara, dia biasa kami panggil bang will. Dulu kalo kami sama-sama di rumah mau berantam, gak berantam juga sih namanya tapi adu mulut. Walaupun kekgitu, kami lebih sering gila sama. Secara kami selairan gitu, beda sama kakyo sama Boas yang orangnya gak geccor kek kami. Selain jadi abng, dia juga motivator buatku karna dia suka ngasih aku semangat kalo aku cerita samanya dan nasehat yang dikasihnya itu mantap yang anehnya dia bisa membantu orang menyelesaikan masalahnya tapi sulit untuk menyelesaikan maslahnya sendiri. Hehe :D
Senin, 12 Mei 2014 0 komentar

Mencintai Bukan Berarti Memiliki


“Mengapa semua ini terjadi padaku?” itulah pertanyaan yang sering kutanyakan kepada diriku sendiri.
Aku masih bingung dengan skenario hidup yang diberikan Tuhan kepadaku. Ibuku meninggal ketika melahirkanku, aku belum pernah mendapat perhatian dari seorang Ibu kecuali aku ketika didalam kandungan. Selama 9 bulan dia membawa aku kemanapun dia pergi, dia memberiku gizi lewat apa yang dimakannya selama aku dalam kandungan. Aku hanya diperhatikan oleh seorang Ayah, selain dia menjadi ayah dia juga sebagai seorang ibu bagiku. Dia sangat tulus memelihara aku hingga aku menjadi seorang yang dewasa seperti ini, namun terkadang aku berpikir kalau ayahku saja sudah seperti ini pasti ibuku jauh lebih baik dari ini.
          Ketika aku mengenyam pendidikanku di bangku SD aku selalu dikucilkan dan disingkirkan oleh teman-temanku karena aku adalah seorang anak yang tidak mempunyai seorang ibu dan aku adalah seorang yang miskin begitulah hingga aku duduk di bangku SMA. Sikap mereka yang seperti itu membuat hubunganku semakin dekat dengan Tuhan, aku sering berdoa kepada-Nya supaya Dia membuat aku semakin kuat menjalani kehidupanku.
Sejak kecil aku sudah diajarkan oleh ayahku untuk bekerja keras dan dia sering mengatakan kepadaku seperti ini, “Siapa yang menabur dialah yang akan menuai. Kalau sekarang saja kamu sudah menjadi pemalas, bagaimana kehidupanmu dimasa yang akan datang? Kita pasti akan dipisahkan oleh Tuhan lewat kematian namun kita tak tahu kapan itu terjadi jadi bersikap mandirilah sejak saat ini.”
 
;